Mercedes-Benz GLC 200 AMG Line (1st Drive)

Demi menjawab rasa penasaran gua sama SUV dari Panah Perak ini, gua memutuskan untuk test drive SUV yang berbasis dari C Class ini.





Off we go...




Hal pertama yang gua notice adalah posisi mengemudinya yang termasuk commanding. Dia tinggi, layaknya seperti sebuah SUV. Vibe interior kekinian ala Silver Arrow masih terus berlanjut di GLC 200 ini.

Steering-nya sama presisi-nya dengan C180, namun kali ini, dia lebih tebal steering-nya. Untuk kualitas steering-nya sendiri, dia sedikit lebih solid & mantap.

Ketika melibas speedbumps yang normal, suspension termasuk empuk & comfy. Diajak tikung menikung, dia ada sedikit body roll, tapi masih sangat normal, bukan yang bikin ngeselin.

Kalau speedbumps normal terasa kurang menantang, di area test drive, ada rintangan yang agak menantang, yakni tanjakan buatan dengan simulasi seperti jalanan yang cukup terjal and kurang rata. Alhasil, SUV ini terasa seperti tidak memiliki kendala yang begitu menganggu.

Namun harus diakui, itu bikin gua cukup gregetan 😁, karena gua sempat merasakan momen dimana salah satu bannya tidak menyentuh tanah ketika menuju ke tanjakan berikutnya 😯. Jangankan waktu masuk rintangan, mau exit-nya aja gua sempat gregetan 😖.

Disitu gua seperti ditest seandainya gua membawa mobil ini ke jalanan yang lebih menantang in real life. Dari situ gua merasa bahwa orientasi GLC 200 AMG Line ini adalah comfy over sporty, namun boleh juga diajak offroad level medium, karena kinerja-nya seperti mobil All Wheel Drive. Owner bakalan pleased dengan settingan seperti itu.

Namun, apakah owner GLC 200 ini rela memperlakukan SUV mevvah ini seperti scenario tersebut in real life?

Peredaman kabinnya termasuk kedap bet 👍. Seperti kekedapan sebuah studio dubbing. Kalau itu kurang hiperbola, peredamannya seperti kita sedang berada di rumah pribadi mewah yang jauh dari keramaian and dekat dengan alam 😆😅. Di dekat keramaian level normal, dia masih terasa kedap 👍.

Mesin 2000cc Turbo bertenaga 197 HP dengan torsi 320 NM yang dimilikinya memiliki suara yang tergolong halus. Di kecepatan sekitar 40-60, suaranya gak gitu masuk ke dalam kabin and tone-nya termasuk halus 👍. Kinerja transmisi 9G-Tronic yang dimilikinya termasuk halus and sigap perpindahannya. Ketika dibejek, response throttle-nya termasuk halus. Bukan yang spontan and menggertak gitu.

If that's weren't enough, ada fitur 360 camera yang menurut gua sangat membantu dalam membawa SUV mevvah yang cukup besar seperti ini. Terbukti banget ketika berada di situasi yang rintangan terjal tadi, dimana dia selain menantang untuk suspension and tires, dia juga sempit. Tidak hanya camera yang membantu visibilitas dalam kesempitan, dia juga memiliki sensor yang berbunyi to remind me jarak antara mobil dengan rintangan buatan tadi.

Setelah selesai test and membawa GLC ini kembali ke tempat seharusnya, gua merasa thrilled and puas walaupun area cukup terbatas 😁😅.



So how is it?


Exterior-nya bukan bagian favorit gua, namun gua terhipnotis sama interior yang keren bet, udah pakai digital instruments cluster, build quality yang exquisite, steering-nya terasa premium and most importantly, memorable driving quality. Momen dimana gua gregetan dibuat oleh rintangan buatan tersebut menjadi pengalaman tak terlupakan selama acara Mercedes-Benz Star Drive.


My ratings:

Performance: 8/10
Handling: 8.3/10
Comfort: 8.6/10
Features: 8.4/10
Chassis: 8.4/10


My verdict:

GLC 200 is quite a big car, but it still drives like a Mercedes-Benz. Comfy but quite good enough for more challenging roads and more commanding driving positions. If you want to find any SUV from Silver Arrow, you can consider this one.



Feel free to leave any words of this Silver Arrow's SUV.


Thank you & drive for your life.

Komentar