Hello, mates π.
Ketika Tiguan Allspace diperkenalkan di Indonesia, mobil tersebut lumayan trending karena dia dirakit di Indonesia secara MKD (Medium Knock Down) dan dia 7-seater.
Tidak puas dengan pameran doang, mereka ingin para masyarakat mendapatkan pengalaman baru dari SUV Jerman yang 7-seater ini, dengan menggelar acara Volkswagen Drive Festival.
Acara ini digelar pada tanggal 9-10 November di Aquatic GBK, Senayan, Jakarta. Gak hanya Test Drive Tiguan Allspace doang, tetapi acara ini juga diramaikan oleh club-club mobil VW yang terdiri dari Scirocco, old times classic & Golf.
Selain test drive, ada juga sharing tips dalam VW Academy tentang tips & trick perawatan mobil VW. Ada prize nya juga kalau bisa jawab pertanyaan dengan benar ππ .
Gak hanya itu, ada juga beberapa sponsor lainnya seperti Garasi.id, Mobil Lubricants, 3M, Michelin Tires, System X Coating turut meramaikan acara Drive Fest ini.
Food truck juga tersedia kalau mau memenuhi hasrat kuliner kalian.
Or, kalau mau snack yang manis, ada juga kok di dalam camp VW nya.
Kali ini, gua gak bahas bagian luar mobilnya. Itu bisa kalian lihat melalui link ini:
http://stalking39.blogspot.com/2019/10/vw-tiguan-allspace.html
Karena, gua akan fokus ke driving
impression-nya from POV.
1st, gua cari posisi mengemudi yang ideal, habis itu, gua nyalakan engine-nya. Dan engine-nya smooth ketika dinyalakan melalui start/stop button-nya.
Hal yang gua rasakan early on adalah visibilitasnya baik. Pilar A nya gak gitu menghalangi dan visibilitas lumayan baik. Mirror-nya ideal dan ada detailing yang sangat membantu, yakni lampu sein kecil di ujung mirror, lumayan kalau di malam hari, anda ingin lebih yakin kalau lampu sein udah nyala sesuai arah yang anda inginkan. Epic
Kekedapan kabin...
Hal yang paling gua impressed sama Tiguan Allspace ini. Walaupun gua mengemudi di area sekitaran GBK yang lagi lumayan ramai karena ada acara lainnya dan juga traffic, tetapi peredamnya bekerja dengan baik. Senyap seperti gak ada apa-apa diluar.
Performance...
Di kertas, 150HP keliatan inferior kalau dibandingkan 2 Japan Heavyweights di kelas Medium SUV ini like Honda CR-V & Mazda CX-5 yang mampu melepaskan tenaga sebesar 190HP. Tetapi unggul tipis dibandingkan Wuling Almaz yang kalau gua boleh bilang, lawan setara Allspace dari berbagai aspek (yang akan gua bahas nanti)
Walaupun angkanya keliatan inferior, tetapi, gua suka feeling gradualitas yang dimiliki mobil ini. Pedal gasnya gradual, feeling brake-nya cukup baik dan bisa ditakar.
Yang buat gua pleased sama mobil ini adalah salah satunya berkat transmisi yang digunakan mobil ini, DSG Dual-Clutch 6-Speed dan jenis koplingnya adalah Wet Clutch/Kopling Basah.
Transmisinya halus, namun perpindahan-nya sigap. Manual mode-nya pintar karena dia mampu memberitahu gua kapan harus menaikkan gigi. Biasanya notifikasi-nya muncul kalau udah di sekitaran 2000 RPM.
Manual mode nya bisa digunakan melalui shifter or paddle shift. Dan manual mode nya bikin gua kecanduan π ππ. Rasanya gak pengen pakai normal mode π.
Sejujurnya, gua sempat nganggap kalau manual mode ini sebenarnya adalah semi-automatic. Karena, dia bisa menurunkan gigi secara otomatis ketika RPM udah rendah.
Gak hanya disitu, the same can be say untuk mode lainnya. Contohnya, ketika gua memakai transmisi di mode D ataupun S, layar speedometer juga memberitahu kita berada di gigi mana mobil itu sekarang.
Overall, gua suka sama transmisinya yang gua rasa, terasa ideal untuk perkotaan.
Rasa berkendara...
Di normal mode, rasa berkendaranya terbilang seimbang antara kesigapan & comfort.
Di comfort mode, rasa berkendaranya halus. Ideal di jalan tol, terutama kalau anda melakukan perjalanan jarak jauh.
Di sport mode, inilah mode yang bikin gua bernafsu banget π.
Kalau mau mix, ada individual mode.
Oh yes...
VW menamakan mode berkendaranya dengan nama Dynamic Chassis Control yang turut mengubah karakter suspension & chassis sesuai mode yang dipilih.
Ketika gua gaspol dari 0, hambatan dalam melaju sangatlah minimum, bahkan lag pun gak terasa sama sekali. Turbolag pun benar-benar minimum.
Sport mode di Allspace ini gak hanya di bagian power doang. Secara control, Allspace ini menjadi lebih rigid yang membuatnya terasa cukup lincah dan asyik, when you need it the most.
Suspension, Brake, Chassis, Handling, Steering, Agility, Comfort?
Suspension-nya pas. Gak gitu soft, namun gak gitu keras juga. The settings is ideal. Body roll emang lumayan terasa, namun masih acceptable dan gak bikin eneg. Yang ada adalah, you want more. π
Handling-nya termasuk cukup baik & ideal untuk perkotaan. Ala-ala European lah dalam bidang ini. π.
Steering-nya termasuk light & the setup is very ideal for town. Walaupun, agak sedikit mediocre karena lighter than I predicted, namun, gua suka dengan directness yang diberikan oleh steering ini. Dan gua juga suka sama ukuran steering-nya yang compact, karena selain steering-nya, chassis VW MQB ini terasa rigid dan membuat kita lupa dengan fakta bahwa gua mengendarai mobil yang besar. Feedback yang diberikan seperti mengendarai mobil hatchback yang fun ππ.
Brake-nya termasuk cukup bagus, pakem & bisa ditakar, jadi kita bisa tahu kekuatan rem yang kita perlukan dan brake ini termasuk soft for me.
Overall, ini mobil termasuk fun to drive for me. Keknya, favorit gua yang pakai teknologi Skyactiv itu barusan mendapatkan wake-up call gara-gara Allspace ini πππ.
Features?
Tiguan Allspace punya fitur yang bahkan rivalnya gak ada. Yaitu, Park Assist. Fitur ini bisa untuk parkir Paralel, maupun Seri.
Tetapi, disinilah gua baru mendapatkan rasa jengkel yang pertama oleh Allspace ini.
Sensor mobil juga cenderung lebih peka sama something berbau metal. Contoh paling melekat adalah mobil. Akan menjadi sulit ketika tidak ada mobil di sekitarnya and ketika garis parkir terlalu seadanya, bakalan menjadi tantangan tersendiri untuk memanfaatkan fitur ini.
Ketika saya mencoba parkir seri menggunakan fitur ini, sensornya malah sering bilang "park assist finished". Padahal belum masuk parkirππ π€£.
Udah berapa kali gua mencoba prosedurnya, namun ketika waktu steering nya mau bergerak atau lebih tepatnya waktu dalam proses memarkirkan mobil, gua mengikuti instruksi, tetapi, what happens next malah berkata ini "park assist finished".
Akhirnya, saya coba lah untuk parkir paralel pakai fitur ini. Surprisingly, it works (under the weird circumstances possible) ππ π€£.
Karena sensor menganggap bahwa area gua mau markir seri itu seperti paralel ππ π€£.
Kocak bin aneh, but that's what it is.
Kecemburuan gua berawal karena melihat beberapa participants yang mencoba fitur ini untuk parkir seri pakai fitur ini. And it ended really well for them.
Tbh, gua yakin, ini fitur sebenarnya bagus banget, guanya aja yang agak unlucky (maybe) π€¨.
Selain itu, bagasi bisa dibuka melalui foot gesture, jadi kalau kalian ada beban yang berat & mau buka bagasi, this feature is very useful. Kalau dibuka dengan normal, kita tekan tombol buka bagasi, bagasinya membuka secara otomatis π.
Camera 360 juga udah ada yang membantu visibilitas.
Selain itu, ada juga sensor samping yang cukup membuat gua lebih aware untuk masuk ke gerbang exit Aquatic GBK karena jarak antara mobil and gerbang udah lumayan dekat.
Gua lihat secara visual, masih ada sedikit jarak, namun sensor samping udah kasih early call, which is quite good π.
Head unit-nya gak cukup hanya 1 hari untuk dieksplor. Butuh waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dengannya, karena kecanggihan dan fungsionalitas ala European yang dimiliki Allspace ini.
Overall?
Handling, Suspension: 7,5/10
Engine, Transmission: 8/10
Chassis: 8/10
Features: 7.5/10
Comfort: 8.3/10
Ini mobil punya potensi sebagai salah satu kompetitor serius di kelasnya. Apalagi lawan-lawannya adalah heavyweights seperti Nissan X-Trail, Renault Koleos, Honda CR-V Turbo, Mazda CX-5 & Wuling Almaz.
If you ask me that I like the car after I drove it?
It's a Yes! πππ
I would love to drive the Tiguan Allspace again, if I have a chance.
Thank you for the opportunity, Volkswagen.
Also, thanks for Michelin Indonesia for the prize π.
Semoga acara ini bisa jadi panutan untuk beberapa car manufacturers di Indonesia untuk melakukan hal yang serupa. Coz the show is great πππ.
Too memorable to missed:
Feel free to comment.
Thank you & drive for your life.
Ketika Tiguan Allspace diperkenalkan di Indonesia, mobil tersebut lumayan trending karena dia dirakit di Indonesia secara MKD (Medium Knock Down) dan dia 7-seater.
Tidak puas dengan pameran doang, mereka ingin para masyarakat mendapatkan pengalaman baru dari SUV Jerman yang 7-seater ini, dengan menggelar acara Volkswagen Drive Festival.
Acara ini digelar pada tanggal 9-10 November di Aquatic GBK, Senayan, Jakarta. Gak hanya Test Drive Tiguan Allspace doang, tetapi acara ini juga diramaikan oleh club-club mobil VW yang terdiri dari Scirocco, old times classic & Golf.
Selain test drive, ada juga sharing tips dalam VW Academy tentang tips & trick perawatan mobil VW. Ada prize nya juga kalau bisa jawab pertanyaan dengan benar ππ .
Gak hanya itu, ada juga beberapa sponsor lainnya seperti Garasi.id, Mobil Lubricants, 3M, Michelin Tires, System X Coating turut meramaikan acara Drive Fest ini.
Food truck juga tersedia kalau mau memenuhi hasrat kuliner kalian.
Or, kalau mau snack yang manis, ada juga kok di dalam camp VW nya.
Kali ini, gua gak bahas bagian luar mobilnya. Itu bisa kalian lihat melalui link ini:
http://stalking39.blogspot.com/2019/10/vw-tiguan-allspace.html
Karena, gua akan fokus ke driving
impression-nya from POV.
The 1st Allspace I drove. |
1st, gua cari posisi mengemudi yang ideal, habis itu, gua nyalakan engine-nya. Dan engine-nya smooth ketika dinyalakan melalui start/stop button-nya.
Hal yang gua rasakan early on adalah visibilitasnya baik. Pilar A nya gak gitu menghalangi dan visibilitas lumayan baik. Mirror-nya ideal dan ada detailing yang sangat membantu, yakni lampu sein kecil di ujung mirror, lumayan kalau di malam hari, anda ingin lebih yakin kalau lampu sein udah nyala sesuai arah yang anda inginkan. Epic
Kekedapan kabin...
Hal yang paling gua impressed sama Tiguan Allspace ini. Walaupun gua mengemudi di area sekitaran GBK yang lagi lumayan ramai karena ada acara lainnya dan juga traffic, tetapi peredamnya bekerja dengan baik. Senyap seperti gak ada apa-apa diluar.
Performance...
Di kertas, 150HP keliatan inferior kalau dibandingkan 2 Japan Heavyweights di kelas Medium SUV ini like Honda CR-V & Mazda CX-5 yang mampu melepaskan tenaga sebesar 190HP. Tetapi unggul tipis dibandingkan Wuling Almaz yang kalau gua boleh bilang, lawan setara Allspace dari berbagai aspek (yang akan gua bahas nanti)
Walaupun angkanya keliatan inferior, tetapi, gua suka feeling gradualitas yang dimiliki mobil ini. Pedal gasnya gradual, feeling brake-nya cukup baik dan bisa ditakar.
Yang buat gua pleased sama mobil ini adalah salah satunya berkat transmisi yang digunakan mobil ini, DSG Dual-Clutch 6-Speed dan jenis koplingnya adalah Wet Clutch/Kopling Basah.
Transmisinya halus, namun perpindahan-nya sigap. Manual mode-nya pintar karena dia mampu memberitahu gua kapan harus menaikkan gigi. Biasanya notifikasi-nya muncul kalau udah di sekitaran 2000 RPM.
Manual mode nya bisa digunakan melalui shifter or paddle shift. Dan manual mode nya bikin gua kecanduan π ππ. Rasanya gak pengen pakai normal mode π.
Sejujurnya, gua sempat nganggap kalau manual mode ini sebenarnya adalah semi-automatic. Karena, dia bisa menurunkan gigi secara otomatis ketika RPM udah rendah.
Gak hanya disitu, the same can be say untuk mode lainnya. Contohnya, ketika gua memakai transmisi di mode D ataupun S, layar speedometer juga memberitahu kita berada di gigi mana mobil itu sekarang.
Overall, gua suka sama transmisinya yang gua rasa, terasa ideal untuk perkotaan.
The 2nd Allspace I drove. |
Rasa berkendara...
Di normal mode, rasa berkendaranya terbilang seimbang antara kesigapan & comfort.
Di comfort mode, rasa berkendaranya halus. Ideal di jalan tol, terutama kalau anda melakukan perjalanan jarak jauh.
Di sport mode, inilah mode yang bikin gua bernafsu banget π.
Kalau mau mix, ada individual mode.
Oh yes...
VW menamakan mode berkendaranya dengan nama Dynamic Chassis Control yang turut mengubah karakter suspension & chassis sesuai mode yang dipilih.
Ketika gua gaspol dari 0, hambatan dalam melaju sangatlah minimum, bahkan lag pun gak terasa sama sekali. Turbolag pun benar-benar minimum.
Sport mode di Allspace ini gak hanya di bagian power doang. Secara control, Allspace ini menjadi lebih rigid yang membuatnya terasa cukup lincah dan asyik, when you need it the most.
Suspension, Brake, Chassis, Handling, Steering, Agility, Comfort?
Suspension-nya pas. Gak gitu soft, namun gak gitu keras juga. The settings is ideal. Body roll emang lumayan terasa, namun masih acceptable dan gak bikin eneg. Yang ada adalah, you want more. π
Handling-nya termasuk cukup baik & ideal untuk perkotaan. Ala-ala European lah dalam bidang ini. π.
Steering-nya termasuk light & the setup is very ideal for town. Walaupun, agak sedikit mediocre karena lighter than I predicted, namun, gua suka dengan directness yang diberikan oleh steering ini. Dan gua juga suka sama ukuran steering-nya yang compact, karena selain steering-nya, chassis VW MQB ini terasa rigid dan membuat kita lupa dengan fakta bahwa gua mengendarai mobil yang besar. Feedback yang diberikan seperti mengendarai mobil hatchback yang fun ππ.
Brake-nya termasuk cukup bagus, pakem & bisa ditakar, jadi kita bisa tahu kekuatan rem yang kita perlukan dan brake ini termasuk soft for me.
Overall, ini mobil termasuk fun to drive for me. Keknya, favorit gua yang pakai teknologi Skyactiv itu barusan mendapatkan wake-up call gara-gara Allspace ini πππ.
Features?
Tiguan Allspace punya fitur yang bahkan rivalnya gak ada. Yaitu, Park Assist. Fitur ini bisa untuk parkir Paralel, maupun Seri.
Tetapi, disinilah gua baru mendapatkan rasa jengkel yang pertama oleh Allspace ini.
Sensor mobil juga cenderung lebih peka sama something berbau metal. Contoh paling melekat adalah mobil. Akan menjadi sulit ketika tidak ada mobil di sekitarnya and ketika garis parkir terlalu seadanya, bakalan menjadi tantangan tersendiri untuk memanfaatkan fitur ini.
Ketika saya mencoba parkir seri menggunakan fitur ini, sensornya malah sering bilang "park assist finished". Padahal belum masuk parkirππ π€£.
Udah berapa kali gua mencoba prosedurnya, namun ketika waktu steering nya mau bergerak atau lebih tepatnya waktu dalam proses memarkirkan mobil, gua mengikuti instruksi, tetapi, what happens next malah berkata ini "park assist finished".
Akhirnya, saya coba lah untuk parkir paralel pakai fitur ini. Surprisingly, it works (under the weird circumstances possible) ππ π€£.
Karena sensor menganggap bahwa area gua mau markir seri itu seperti paralel ππ π€£.
Kocak bin aneh, but that's what it is.
Kecemburuan gua berawal karena melihat beberapa participants yang mencoba fitur ini untuk parkir seri pakai fitur ini. And it ended really well for them.
Tbh, gua yakin, ini fitur sebenarnya bagus banget, guanya aja yang agak unlucky (maybe) π€¨.
Selain itu, bagasi bisa dibuka melalui foot gesture, jadi kalau kalian ada beban yang berat & mau buka bagasi, this feature is very useful. Kalau dibuka dengan normal, kita tekan tombol buka bagasi, bagasinya membuka secara otomatis π.
Camera 360 juga udah ada yang membantu visibilitas.
Selain itu, ada juga sensor samping yang cukup membuat gua lebih aware untuk masuk ke gerbang exit Aquatic GBK karena jarak antara mobil and gerbang udah lumayan dekat.
Gua lihat secara visual, masih ada sedikit jarak, namun sensor samping udah kasih early call, which is quite good π.
Head unit-nya gak cukup hanya 1 hari untuk dieksplor. Butuh waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dengannya, karena kecanggihan dan fungsionalitas ala European yang dimiliki Allspace ini.
Overall?
Handling, Suspension: 7,5/10
Engine, Transmission: 8/10
Chassis: 8/10
Features: 7.5/10
Comfort: 8.3/10
Ini mobil punya potensi sebagai salah satu kompetitor serius di kelasnya. Apalagi lawan-lawannya adalah heavyweights seperti Nissan X-Trail, Renault Koleos, Honda CR-V Turbo, Mazda CX-5 & Wuling Almaz.
If you ask me that I like the car after I drove it?
It's a Yes! πππ
I would love to drive the Tiguan Allspace again, if I have a chance.
Thank you for the opportunity, Volkswagen.
Also, thanks for Michelin Indonesia for the prize π.
Semoga acara ini bisa jadi panutan untuk beberapa car manufacturers di Indonesia untuk melakukan hal yang serupa. Coz the show is great πππ.
Too memorable to missed:
Feel free to comment.
Thank you & drive for your life.
Komentar
Posting Komentar